Iqrar Permana Nusantara Siswa Kls 8 SMPN 4 Kota Padang Bulan Ramadhan datang, dan suasana di kelas 8 SMPN 4 Padang terasa lebih meriah dari ...
Iqrar Permana Nusantara
Siswa Kls 8 SMPN 4 Kota Padang
Bulan Ramadhan datang, dan suasana di kelas 8 SMPN 4 Padang terasa lebih meriah dari biasanya. Permana, Rio, dan Abi—tiga sekawan yang terkenal nakal dan kocak—sudah tidak sabar menyambut bulan penuh berkah ini.
“Wih, bulan puasa nih, akhirnya bebas dari tugas sekolah!” seru Permana dengan mata berbinar saat mereka berjalan pulang melewati Jembatan Siti Nurbaya.
“Iya, betul! Nggak ada PR, nggak ada ulangan!” sambung Rio sambil mengepakkan tangan seperti mau terbang.
Abi, yang selalu punya ide aneh, ikut menimpali. “Kalian sadar nggak? Kita ini lebih bahagia daripada murid di kelas lain.”
“Kenapa, Bi?” tanya Rio penasaran.
“Soalnya kita nggak pernah ngerjain PR, jadi bebas PR itu biasa buat kita, wkwkwk!” jawab Abi sambil tertawa terbahak-bahak.
Zizi, Micel, dan Luki yang ikut di belakang mereka hanya menggeleng-geleng kepala.
“Kalian tuh ya, puasa itu buat perbaikan diri, bukan buat santai-santai!” ujar Zizi sambil melipat tangan di dada.
Micel menimpali, “Betul, jangan mentang-mentang Ramadhan jadi alasan buat malas-malasan!”
“Eh, kalian ini terlalu serius. Ramadhan itu bikin hati senang, bukan bikin kepala pusing,” bela Permana sambil memainkan sebatang ranting kayu di tangannya.
Luki, yang biasanya pendiam, tiba-tiba buka suara. “Kalau Ramadhan kali ini kita bikin target, gimana?”
“Target apaan, Luk? Puasa tanpa bolong?” ejek Rio.
“Bukan. Kita bikin target nggak bikin guru marah selama sebulan!” jawab Luki sambil mengangkat alis.
Abi langsung protes. “Waduh, Luk, target itu terlalu tinggi. Yang lebih realistis aja deh!”
“Yaudah,” usul Permana, “Target kita adalah... nggak telat datang sekolah selama Ramadhan. Deal?”
Semua mengangguk, walaupun mereka tahu itu juga bukan perkara mudah.
Di tengah canda tawa, mereka tiba-tiba mendengar azan ashar dari kejauhan.
“Eh, buruan balik! Kita kan mau sholat di masjid!” seru Zizi sambil berlari kecil.
Permana menoleh ke Rio dan Abi sambil nyengir. “Lihat tuh, Zizi aja panik. Nanti kita bikin kejutan buat dia saat bulan puasa.”
“Jangan yang keterlaluan, ya,” kata Rio sambil tertawa.
Dan seperti biasa, Jembatan Siti Nurbaya menjadi saksi tawa riang tiga sekawan ini dalam menyambut Ramadhan, lengkap dengan kehebohan dan keisengan khas mereka.